Tuesday, December 25, 2012

Hadits



B.     Macam-macam Hadis Ahad dan Contohnya
Pembagian hadis ahad ada tiga macam, yaitu hadis masyhur, aziz dan gharib.
1.    Hadis Masyhur
Kata masyhur dari kata syahara, yasyharu, syahran, yang berarti al-ma’ruf baina an-nas (yang terkenal, atau yang dikenal, atau yang populer di kalangan sesama manusia). Dengan arti kata di atas, maka kata “hadis masyhur”, berarti hadis yang terkenal. Berdasarkan arti kata ini, di antara ulama ada yang memasukan ke dalam hadis masyhur “segala hadis yang populer dalam masyarakat, meskipun tidak mempunyai sanad sama sekali, dengan tanpa membedakan apakah memenuhi kualitas shahih atau dha’if”.[5]
Kata masyhur ini secara bahasa telah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan utuh. Dalam penggunaannya sehari-hari, baik dalam ragam tulis maupun ragam lisan, kata ini digunakan secara baku.

نَهَى رَسُوْلُ الله ص م عَنْ بَيْعِ الْغَرَر (رواه المسلم )
“Rasulullah SAW melarang jual-beli yang di dalamny;a terdapat tipu daya”.[6]
Ada juga hadis yang terkenal dikalangan ulama, seperti hadis yang berbunyi :
اَلْمُسْلِمُ مِنْ سَلَمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهَ وَ يَدِهِ
Orang Islam (yang sempurna) itu, ialah orang yang jika orang Islam lainnya selamat dari (gangguan) lidah dan tangannya.[7]
2.    Hadis Aziz
Diantara contoh hadis ‘Aziz, adalah:
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه و والده و ولده والناس أجمعين (رواه بخارى و مسلم)

Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, hingga aku lebih dicintai daripada dirinya, orang tuanya, anaknya dan semua manusia.” (H.R. Bukhari dan Muslim)[13]
3.    Hadis Garib
a.      Pengertian Hadis Garib
b.      Pembagian Hadis Garib
Ada dua macam pembagian hadis garib, yaitu: pertama, dilihat dari sudut bentuk penyendirian perawinya, dan kedua, dilihat dari sudut kaitannya antara penyendirian pada sanad dan pada matan.[17] Dilihat dari bentuk penyendirian perawinya, hadis garib terbagi kepada dua bagian, yaitu garib muthlaq dan garib nisbi. Kemudian, dilihat dari sudut kaitannya antara penyendirian pada sanad dan matan terbagi kepada dua bagian pula, yaitu garib pada sanad dan matan secara bersama dan garib pada sanad saja.
1)      Hadis garib dilihat dari sudut penyendirian perawi
a)      Hadis garib muthlaq
Contoh hadis garib muthlaq, antara lain :
الو لاء لحمة كلحمة النسب لايباع ولا يوهب
Kekerabatan dengan jalan memerdekakan, sama dengan kekerabatan dengan nasab, tidak boleh dijual dan dihibahkan”.[19]
Hadis ini diterima dari Nabi oleh Ibn Umar dan dari Ibn Umar hanya Abdullah bin Dinar saja yang meriwayatkannya.
b)      Hadis Garib Nisbi
Disebut garib nisbi, artinya kata garib yang relatif. Ini maksudnya, penyendirian itu bukan pada perawi atau sanadnya, melainkan mengenai sifat atau keadaan tertentu, yang berbeda dengan perawi lainnya. Maka pada hadis garib yang termasuk kategori ini, dari sudut personaliannya, pada dasarnya bukan sendirian, tetapi ada perawi lainnya.
2)       Hadis garib dilihat dari sudut kegariban sanad dan matannya
Dilihat dari sudut ke-garib-an pada sanad dan pada matan, hadis garib terbagi kepada dua, yaitu, pertama ke-garib-an pada sanad dan matan secara bersama-sama, dan kedua, ke-garib-an pada sanad saja.
a)      Garib pada sanad dan matan secara bersama-sama
Yang dimaksud dengan garib pada sanad dan matan secara bersama-sama, ialah hadis garib yang hanya diriwayatkan oleh satu silsilah sanad, dengan satu matan hadisnya. Salah satu contoh, ialah hadis yang menjelaskan, bahwa ada dua kalimat yang disenangi oleh Allah, yang ringan diucapkan, akan tetapi berat dalam timbangan kebajikannya, yaitu kalimat “Subhana Allah wa bihamdih subhana Allah al-azhim” (Maha Suci Allah seraya memanjatkan puji kepada-Nya, dan Maha Suci Allah yang Maha Agung).[20]
Hadis di atas diriwayatkan oleh al-Bukhori, Muslim, Ibn Majah, dan at-Turmudzi dengan silsilah sanadnya: al-Bukhori menerima dari Ahmad bin Asykab, dari Muhammad bin Fudhail, dari Umarah bin al-Qa’qa’, dari Abu Zur’ah dan terakhir dari Abu Hurairah. Para pe-rawi lainnya juga meriwayatkan dengan menggunakan silsilah sanad yang sama. At-Turmudzzi menyatakan bahwa hadis ini adalah garib, karena hanya rawi-rawi itulah yang meriwayatkannya.
b)      Garib pada sanad saja
Yang dimaksud dengan garib pada sanad saja, ialah hadis yang telah populer dan diriwayatkan oleh banyak sahabat, tetapi ada seorang rawi yang meriwayatkannya dari salah seorang sahabat yang lain yang tidak populer. Periwayatan hadis melalui sahabat yang lain seperti ini disebut sebagai hadis garib pada sanad.

No comments:

Post a Comment